Sebagai pengelola jurnal, Anda mungkin merasakan betapa dinamisnya lanskap publikasi ilmiah Indonesia. Peraturan terus diperbarui, standar kualitas semakin ditingkatkan, dan tantangan untuk bertahan sekaligus unggul semakin nyata. Memahami perubahan kriteria akreditasi jurnal nasional terbaru bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk memastikan kelangsungan hidup dan reputasi jurnal Anda.
Berdasarkan regulasi terbaru dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) yang dikelola melalui sistem SINTA (Science and Technology Index), tahun 2025 menghadirkan sejumlah penekanan baru pada tata kelola editorial, teknologi sistem, dan dampak diseminasi . Artikel ini akan mengupas tuntas perubahan-perubahan krusial tersebut dan memberikan peta jalan praktis untuk beradaptasi, sehingga Anda tidak hanya sekadar memenuhi syarat, tetapi benar-benar membangun jurnal yang authoritative dan dipercaya.
Mengapa Kriteria Akreditasi Berubah?
Perubahan kebijakan dan regulasi terbaru dalam akreditasi jurnal nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah serta daya saing jurnal Indonesia di tingkat global . Pemerintah, melalui Kemdiktisaintek, secara berkala mengevaluasi dan memperbarui standar untuk:
-
Meningkatkan Integritas Akademik: Meminimalisir praktik malpraktik dan memastikan setiap publikasi melalui proses kurasi yang ketat.
-
Menyelaraskan dengan Standar Internasional: Membuat jurnal nasional lebih kompetitif dan dapat ditemukan oleh peneliti global.
-
Memanfaatkan Kemajuan Teknologi: Optimalisasi sistem digital untuk efisiensi, transparansi, dan aksesibilitas yang lebih luas.
Bagi pengelola jurnal, adaptasi terhadap perubahan ini adalah fondasi untuk membangun trust (kepercayaan) dan authority (kewenangan) di niche akademik Anda—dua elemen kunci yang juga sangat dihargai oleh algoritma mesin pencari seperti Google.
Perubahan Utama Kriteria Akreditasi Jurnal Nasional 2025
Berikut adalah ringkasan perubahan mendasar yang perlu menjadi perhatian utama Anda:
1. Peningkatan Standar Mutu dan Tata Kelola Editorial
Proses editorial menjadi garis pertahanan pertama untuk kualitas jurnal. Regulasi 2025 menekankan hal ini dengan beberapa ketentuan baru :
-
Dewan Editor yang Beragam: Jurnal diwajibkan memiliki editor dan reviewer yang berasal dari berbagai institusi, bukan hanya dari institusi induk. Ini untuk menghindari bias dan mendorong kolaborasi.
-
Double-Blind Peer Review yang Konsisten: Proses review harus menggunakan sistem double-blind (penulis dan reviewer tidak saling mengetahui identitas) untuk menjamin objektivitas penilaian. Proses ini harus terdokumentasi dengan jelas.
-
Keteraturan Publikasi: Jurnal harus menerbitkan secara berkala dan konsisten sesuai jadwal yang diumumkan. Ketidakteraturan dapat berakibat pada penurunan peringkat akreditasi .
2. Optimalisasi Teknologi dan Sistem Manajemen Jurnal
Aspek teknis pengelolaan jurnal kini menjadi penilaian yang tidak kalah pentingnya.
-
Wajib Open Journal System (OJS) Versi Terbaru: Semua jurnal yang mengajukan akreditasi diwajibkan menggunakan OJS versi terbaru . Hal ini berkaitan dengan keamanan, fitur, dan kompatibilitas dengan integrasi metadata.
-
Penyesuaian Metadata: Pengelola jurnal harus memastikan metadata artikel (seperti judul, penulis, abstrak, kata kunci, dan referensi) diinput secara lengkap dan akurat. Metadata yang rapi memudahkan proses indeksasi oleh crawler mesin pencari dan database akademik, yang pada akhirnya meningkatkan visibilitas jurnal Anda .
3. Indeksasi, Akses Terbuka, dan Dampak
Visibilitas dan aksesibilitas hasil penelitian adalah kunci dari diseminasi ilmu pengetahuan.
-
Indeksasi di Database Terkemuka: Jurnal harus terindeks minimal di GARUDA (portal nasional), dan diupayakan juga di database internasional seperti DOAJ (Directory of Open Access Journals), Crossref, atau Google Scholar .
-
Dorongan Open Access: Kebijakan akses terbuka (open access) didorong untuk mendukung penyebaran pengetahuan yang lebih luas. Meski tidak selalu wajib, jurnal dengan akses terbuka sering kali dinilai lebih berkontribusi bagi komunitas ilmiah.
-
Penggunaan DOI (Digital Object Identifier): Penerapan DOI pada setiap artikel yang dipublikasikan sangat dianjurkan, bahkan menjadi kriteria khusus untuk peningkatan peringkat akreditasi (misalnya dari SINTA 4 ke SINTA 3) . DOI memastikan artikel dapat di-link secara persisten dan mudah dilacak sitasinya.
4. Mekanisme Evaluasi dan Transparansi Akreditasi
Proses penilaian akreditasi sendiri mengalami penyempurnaan untuk lebih transparan dan accountable.
-
Evaluasi Multi-Tahap: Proses evaluasi dilakukan dalam tiga tahap: administrasi, substansi artikel, dan kualitas tata kelola jurnal. Jurnal yang tidak langsung memenuhi standar akan diberikan kesempatan untuk memperbaiki berdasarkan rekomendasi yang diberikan .
-
Hasil yang Terbuka: Hasil akreditasi beserta detail penilaiannya akan dipublikasikan secara terbuka untuk meningkatkan transparansi .
Tabel berikut merangkum perbedaan signifikan dalam kriteria akreditasi:
Tabel: Perbandingan Fokus Kriteria Akreditasi Sebelum dan Sesudah Perubahan 2025
Aspek Penilaian | Fokus Lama (Umum) | Fokus Baru 2025 |
---|---|---|
Tata Kelola Editorial | Ketersediaan dewan editor | Diversifikasi institusi editor & penerapan double-blind review |
Sistem Manajemen | Penggunaan OJS (syarat dasar) | Penggunaan OJS versi terbaru & optimasi metadata |
Visibilitas | Terindeks di GARUDA/Google Scholar | Dorongan kuat ke indeks internasional (e.g., DOAJ) & penggunaan DOI |
Proses Evaluasi | Cenderung tertutup | Lebih transparan dengan publikasi hasil & mekanisme banding |
Strategi Implementasi Menghadapi Perubahan Kriteria
Memahami teorinya saja tidak cukup. Bagaimana cara menerapkannya dalam operasional harian jurnal Anda? Berikut adalah langkah-langkah taktis yang dapat segera Anda eksekusi.
✔ Checklist: Audit dan Persiapan Menuju Akreditasi 2025
Gunakan daftar periksa ini sebagai panduan singkat untuk mengevaluasi kesiapan jurnal Anda:
-
Review Komposisi Dewan Editor: Apakah sudah melibatkan pakar dari berbagai institusi? Jika belum, mulailah menjalin jejaring dan mengundang ahli bidang yang relevan.
-
Dokumentasi Proses Double-Blind Review: Pastikan sistem OJS Anda dikonfigurasi untuk mendukung proses ini, dan ada pedoman tertulis untuk editor dan reviewer.
-
Upgrade dan Optimasi OJS: Periksa versi OJS yang digunakan. Lakukan upgrade ke versi terbaru dan pastikan semua metadata artikel di dalam sistem sudah terisi dengan benar dan konsisten.
-
Perkuat Strategi Indeksasi: Jika belum terdaftar di DOAJ, segera ajukan pendaftaran. Untuk jurnal yang sudah ada, pastikan setiap artikel baru telah memiliki DOI yang terintegrasi.
-
Jadwal Publikasi yang Disiplin: Buatlah jadwal penerbitan yang realistis dan patuhi secara konsisten. Ini mencakup tenggat waktu submission, review, hingga publikasi itu sendiri.
Membangun Otoritas Topikal untuk Jurnal Anda
Konsep Topical Authority tidak hanya berlaku untuk SEO umum, tetapi juga sangat relevan dalam konteks dunia jurnal ilmiah. Di mata Google dan mesin pencari lainnya, sebuah jurnal yang secara konsisten menerbitkan kumpulan artikel berkualitas tinggi pada bidang ilmu tertentu akan dianggap sebagai otoritas di topik tersebut .
Bagaimana membangunnya?
-
Fokus pada Bidang Ilmu yang Spesifik: Hindari menjadi jurnal yang terlalu umum. Spesialisasi pada niche tertentu memudahkan Anda untuk “menguasai” topik tersebut.
-
Kembangkan Cluster Artikel yang Terkait: Dorong submission artikel yang saling melengkapi dan membahas berbagai aspek dalam bidang ilmu Anda. Misalnya, untuk jurnal di bidang “Bioinformatika”, terbitkan artikel tentang algoritma baru, aplikasi tool tertentu, studi kasus penyakit, dan review literatur terkini. Keterkaitan antar artikel ini memperkuat sinyal keahlian jurnal Anda.
-
Optimasi dengan Bahasa yang Natural: Saat menulis tujuan dan ruang lingkup jurnal, atau bahkan meta deskripsi di OJS, gunakan variasi kata kunci yang natural. Alih-alih hanya “jurnal kesehatan masyarakat”, Anda bisa menggunakan “jurnal kajian epidemiologi”, “jurnal penelitian kebijakan kesehatan”, dan lain-lain. Ini mencegah keyword stuffing dan terlihat lebih organik .
Mengatasi Tantangan Umum dan Kesalahan Fatal
-
Tantangan: Kesulitan Merekrut Reviewer dari Luar Institusi
-
Solusi: Manfaatkan konferensi ilmiah untuk membangun jaringan. Gunakan pula platform seperti Google Scholar untuk mengidentifikasi peneliti dengan publikasi di bidang terkait dan mengirimkan undangan yang profesional. Tawarkan insentif non-material seperti sertifikat reviewer dan pembebasan biaya publikasi untuk artikel mereka di edisi mendatang.
-
-
Tantangan: Keterbatasan Sumber Daya untuk Upgrade Teknologi
-
Solusi: Manfaatkan komunitas OJS Indonesia untuk berbagi sumber daya dan pengetahuan. Banyak tutorial dan dukungan teknis yang tersedia gratis secara online. Jika memungkinkan, ajukan proposal pendanaan ke institusi induk dengan menjelaskan bahwa investasi ini crucial untuk akreditasi jurnal.
-
-
Kesalahan Fatal: Mengabaikan Keaslian dan Etika
-
Solusi: Implementasikan tool pemeriksaan plagiarisme seperti Turnitin atau iThenticate sebagai syarat wajib submission. Sertakan pernyataan keaslian dan etika penelitian yang harus dicentang oleh penulis sebelum mengirimkan naskah. Patuhi panduan dari COPE (Committee on Publication Ethics) dalam menangani kasus ketidakjujuran akademik.
-
Kesimpulan dan Langkah Strategis ke Depan
Perubahan kriteria akreditasi jurnal nasional tahun 2025 sejatinya adalah sebuah evolusi menuju ekosistem publikasi ilmiah Indonesia yang lebih berkualitas, transparan, dan kompetitif di kancah global. Perubahan ini berfokus pada penguatan fondasi tata kelola editorial, adopsi teknologi, serta perluasan visibilitas dan dampak.
Dengan memahami dan secara proaktif menyesuaikan diri terhadap regulasi terbaru—mulai dari memperkuat dewan editor, mengoptimalkan sistem OJS, hingga memperluas jangkauan indeksasi—Anda tidak hanya sekadar mempertahankan akreditasi, tetapi juga membangun kredibilitas dan otoritas jurnal yang berkelanjutan. Ingatlah bahwa konsistensi dalam menjalankan standar kualitas adalah kunci utama.
Butuh panduan lebih lanjut untuk merevisi kebijakan editorial atau mengoptimalkan sistem OJS jurnal Anda? Konsultasi gratis bersama tim Mahri Publisher dapat membantu Anda mengidentifikasi titik lemah dan menyusun strategi percepatan untuk menghadapi periode akreditasi mendatang. Hubungi kami untuk diskusi lebih lanjut.
Sumber Referensi
-
Kebijakan dan Regulasi Terbaru Akreditasi Jurnal Nasional – Journal Support.
-
SINTA – Science and Technology Index – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.
-
Kriteria Jurnal Nasional Terakreditasi Update 2025 – Arbain.
-
Penerimaan Usulan Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode III Tahun 2025 – LPPM Undip.
-
Content clusters: the secret to topical authority in 2025 – Path Digital.