Dalam perjalanan publikasi ilmiah, submit naskah ke jurnal adalah momen yang kritis. Sayangnya, berbagai kesalahan, dari yang teknis hingga etika, sering kali menghambat karya berkualitas untuk mencapai meja reviewer.
Berdasarkan analisis terhadap pola penolakan jurnal, artikel ini akan membongkar 10 kesalahan fatal yang paling sering dilakukan dan memberikan panduan solutif untuk mengatasinya. Dengan menghindari jebakan ini, Anda tidak hanya meningkatkan peluang penerimaan naskah tetapi juga membangun fondasi yang kokoh untuk reputasi akademik Anda.
🚩 1. Tidak Menyesuaikan dengan Ruang Lingkup Jurnal
Masalah: Mengirimkan naskah tentang pendidikan kedokteran ke jurnal yang berfokus pada ilmu hukum adalah tindakan yang sia-ssia. Kesalahan dalam memilih jurnal adalah penyebab utama penolakan cepat (desk rejection) .
Solusi:
-
Pelajari Aims & Scope: Sebelum submit, baca seksama bagian “Aims and Scope” di website jurnal .
-
Analisis Artikel Terbitan Terbaru: Luangkan waktu untuk membaca beberapa artikel yang telah diterbitkan dalam volume terbaru. Ini akan memberi Anda pemahaman konkret tentang topik, metode, dan tingkat novelty yang diharapkan .
-
Gunakan Tools Pencarian Jurnal: Manfaatkan platform seperti Scimago Journal & Country Rank atau DOAJ (Directory of Open Access Journals) untuk menemukan jurnal yang paling cocok dengan bidang penelitian Anda.
Manfaat: Naskah Anda langsung masuk ke kategori “relevan” di mata editor, membuka peluang untuk memasuki tahap peer review.
🚩 2. Struktur Artikel yang Tidak Jelas dan Tidak Mengikuti Template
Masalah: Artikel yang alurnya berantakan, tanpa struktur IMRaD (Introduction, Methods, Results, and Discussion) yang jelas, akan menyulitkan reviewer dan editor dalam memahami kontribusi penelitian Anda . Ketidakpatuhan pada template jurnal juga mencerminkan ketidakprofesionalan .
Solusi:
-
Ikuti Struktur IMRaD: Pastikan artikel Anda memiliki alur logika yang sistematis: Pendahuluan, Metode, Hasil, Pembahasan, dan Kesimpulan .
-
Download dan Gunakan Template: Selalu gunakan template resmi dari situs jurnal target, baik untuk format teks, kepala, hingga daftar pustaka .
Manfaat: Reviewer dapat fokus mengevaluasi substansi ilmu Anda, bukan memperbaiki format. Proses review menjadi lebih efisien dan positif.
🚩 3. Abstrak yang Tidak Informatif dan Tidak Menarik
Masalah: Abstrak adalah “menu pembuka” yang menentukan apakah editor dan reviewer akan melanjutkan membaca. Abstrak yang terlalu umum, tidak menyebutkan temuan kunci, atau melebihi batas kata, akan dengan mudah diabaikan .
Solusi:
-
Gunakan Formula IMRaD dalam Abstrak: Susun abstrak untuk dengan jelas mencakup:
-
Latar Belakang singkat dan tujuan.
-
Metode penelitian yang digunakan.
-
Hasil utama yang ditemukan.
-
Kesimpulan dan implikasi penelitian .
-
-
Sertakan Kata Kunci: Gunakan 3-5 kata kunci spesifik yang mencerminkan inti penelitian untuk memudahkan pengindeksan.
Manfaat: Abstrak yang kuat menarik minat pembaca dan memberi kesan pertama yang profesional, mendorong editor untuk melanjutkan ke tahap berikutnya.
🚩 4. Plagiarisme dan Pengutipan yang Tidak Etis
Masalah: Plagiarisme, baik disengaja maupun tidak, adalah pelanggaran integritas akademik yang berakibat sangat fatal, mulai dari penolakan naskah hingga sanksi akademis . Self-plagiarism atau duplikasi konten tanpa sitasi yang tepat juga termasuk pelanggaran serius .
Solusi:
-
Parafrase dengan Benar: Jangan hanya menyalin-menempel. Pahami ide sumber lalu tulis ulang dengan bahasa sendiri dan selalu sertakan kutipan.
-
Gunakan Software Pengecek: Selalu periksa naskah dengan tools seperti Turnitin atau iThenticate sebelum submit. Batas aman similarity index umumnya di bawah 20-25% .
-
Kelola Referensi dengan Mendeley/Zotero: Aplikasi manajemen referensi ini akan membantu mengutip dan menyusun daftar pustaka secara akurat dan konsisten sesuai gaya selingkung jurnal .
Manfaat: Menjaga integritas akademik Anda dan menghindari risiko pencabutan artikel di kemudian hari.
🚩 5. Metodologi Penelitian yang Tidak Jelas atau Lemah
Masalah: Bagian metode yang tidak mendeskripsikan dengan rinci bagaimana penelitian dilakukan, membuat temuan Anda tidak dapat direplikasi atau divalidasi. Ini adalah alasan kuat bagi reviewer untuk menolak naskah .
Solusi:
-
Jelaskan Secara Rinci dan Operasional: Uraikan desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta metode analisis data yang digunakan sedemikian rupa sehingga peneliti lain dapat mengulangi penelitian Anda .
-
Nyatakan Kelebihan dan Keterbatasan Metode: Mengakui keterbatasan metodologi justru menunjukkan kedewasaan akademik dan objektivitas Anda.
Manfaat: Memperkuat validitas dan reliabilitas temuan penelitian, yang merupakan inti dari artikel ilmiah.
🚩 6. Pembahasan yang Dangkal dan Tidak Analitis
Masalah: Hanya menyajikan data mentah atau tabel hasil tanpa interpretasi yang mendalam membuat artikel terasa hambar. Reviewer mempertanyakan kontribusi ilmiah Anda jika Anda tidak menganalisis “mengapa” dan “bagaimana” di balik temuan tersebut .
Solusi:
-
Jawab Pertanyaan “So What?”: Jelaskan makna dari hasil Anda. Apa implikasinya terhadap teori atau praktik yang ada?
-
Bandingkan dengan Studi Terdahulu: Diskusikan bagaimana temuan Anda mendukung, memperluas, atau justru bertentangan dengan penelitian sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Anda telah memahami lanskap keilmuan di bidang Anda .
Manfaat: Pembahasan yang kuat mengangkat nilai novelty penelitian dan menunjukkan kedalaman pemikiran kritis Anda.
🚩 7. Tidak Menanggapi Umpan Balik Reviewer dengan Baik
Masalah: Mengabaikan saran reviewer, merespons dengan defensif, atau tidak menjelaskan revisi yang dilakukan dengan jelas, dapat menggagalkan naskah yang sebenarnya sudah hampir diterima .
Solusi:
-
Buat Surat Tanggapan yang Terstruktur: Buatlah tabel dengan dua kolom: “Komentar Reviewer” dan “Tanggapan dan Perubahan yang Dilakukan”. Cantumkan nomor halaman dan baris tempat revisi dilakukan .
-
Bersikap Sopan dan Profesional: Anggap setiap komentar sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas artikel. Bahkan jika tidak setuju, sampaikan argumentasi Anda dengan sopan dan didukung oleh data atau referensi .
Manefit: Menunjukkan bahwa Anda adalah peneliti yang kolaboratif dan terbuka terhadap kritik membangun, yang sangat dihargai dalam dunia akademik.
🚩 8. Penggunaan Bahasa dan Tata Tulis yang Buruk
Masalah: Banyaknya kesalahan tata bahasa, ejaan, dan kalimat yang tidak efektif akan mengganggu kenyamanan membaca dan mengurangi kredibilitas karya ilmiah Anda, meskipun ide penelitiannya brilian .
Solusi:
-
Gunakan Bahasa yang Jelas dan Lugas: Hindari kalimat yang berbelit-belit dan penggunaan jargon yang berlebihan .
-
Manfaatkan Grammar Checker dan Proofreading: Gunakan alat seperti Grammarly atau LanguageTool, dan mintalah bantuan rekan atau jasa proofreading profesional, terutama untuk jurnal internasional .
Manfaat: Artikel yang ditulis dengan baik memastikan bahwa ide-ide hebat Anda dapat dikomunikasikan dan dipahami dengan jelas oleh komunitas ilmiah global.
🚩 9. Daftar Pustaka yang Usang dan Tidak Relevan
Masalah: Mengandalkan referensi yang sudah berusia lebih dari 10 tahun (kecuali untuk teori dasar) atau dari sumber yang tidak kredibel seperti blog, akan melemahkan argumen dan membuat artikel terkesan tidak mutakhir .
Solusi:
-
Prioritaskan Jurnal Bereputasi dan Terkini: Usahakan >80% referensi berasal dari jurnal terindeks bereputasi yang diterbitkan dalam 5-10 tahun terakhir.
-
Gunakan Sumber Pencarian Tepercaya: Manfaatkan Google Scholar, Scopus, atau Web of Science untuk menemukan literatur mutakhir dan relevan .
Manfaat: Daftar pustaka yang kuat menunjukkan bahwa penelitian Anda berdiri di atas fondasi ilmu pengetahuan yang terkini dan solid.
🚩 10. Tidak Sabar dan Melakukan Submisi Ganda
Masalah: Mengirimkan naskah yang sama ke beberapa jurnal dalam waktu bersamaan adalah pelanggaran etika publikasi yang serius. Tindakan ini dapat menyebabkan konflik dan berisiko membuat Anda masuk daftar hitam (blacklist) jika terdeteksi .
Solusi:
-
Submit ke Satu Jurnal dalam Satu Waktu: Tunggu hingga mendapatkan keputusan final (diterima, ditolak, atau direvisi) dari satu jurnal sebelum mengirimkannya ke jurnal lain .
-
Bersabar dengan Proses Review: Proses peer review membutuhkan waktu, bisa berbulan-bulan. Manfaatkan masa tunggu ini untuk melanjutkan penelitian atau menulis artikel lain.
Manfaat: Menjaga reputasi dan integritas Anda sebagai peneliti yang etis di mata penerbit dan komunitas ilmiah.
Kesimpulan
Menghindari kesepuluh kesalahan fatal di atas akan secara signifikan meningkatkan kualitas naskah dan peluangnya untuk diterima di jurnal tujuan. Proses publikasi adalah perjalanan yang menuntut ketelitian, kesabaran, dan komitmen terhadap etika.
Butuh panduan yang lebih personal?
Tim ahli Mahri Publisher memahami betul dinamika dan tantangan dalam publikasi ilmiah. Jika Anda membutuhkan asistensi untuk pre-submission review, konsultasi pemilihan jurnal, atau memperkuat argumentasi pada bagian pembahasan, kami siap membantu. 👉 Konsultasikan naskah Anda secara gratis kepada kami hari ini untuk mendapatkan rekomendasi strategis yang disesuaikan dengan profil penelitian Anda.
📚 Sumber dan Referensi
Panduan ini disusun berdasarkan analisis terhadap berbagai sumber terpercaya, termasuk:
-
Pedoman penulisan dari berbagai jurnal internasional bereputasi.
-
Situs resmi institusi pendidikan seperti BPJIID UMA dan UPT Jurnal UMSU .
-
Portal edukasi publikasi seperti Ruang Jurnal dan Blog Raudhah Publisher .
-
Sumber otoritas seperti DOAJ, Scimago, dan Sinta Kemdikbud.
Disclaimer: Artikel ini ditujukan untuk tujuan edukasi. Setiap jurnal memiliki kebijakan dan pedoman yang spesifik, sehingga selalu menjadi keharusan untuk membaca ‘Author Guidelines’ pada jurnal target Anda dengan saksama sebelum melakukan submisi.